Sabtu, 03 Maret 2012

Laporan Kadar Air Tanah

Laporan Kadar Air Tanah


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.                                                                                           
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.

1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum menentukan kadar air tanah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang dapat ditampung oleh tanah Inceptisol beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
            Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai pelengkap materi yang telah diberikan di ruang kuliah dan sebagai bahan informasi bagi para pembaca mengenai kandungan air tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kadar Air
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
            Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
  1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
  2.  Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
  3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
  4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
            Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
            Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron.  Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, S., 1993).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1    Tempat dan Waktu
Praktikum kadar air tanah dilaksanakan di depan Green House dan Laboratorium Kimia Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.  Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu 9 November 2011, berlangsung dari pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai.

3.2    Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel tanah Alfisol dan air.      Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul, plastik, ember, cawan petridish, timbangan dan oven.

3.3    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah:
3.3.1 Volumetrik
-          Menimbang sample tanah utuh beserta ring sampelnya.
-          Meringkannya di dalam oven suhu 105o C selama 2 x 24 jam.
-          Mengeluarkan sample tanah utuh beserta ring sample, mendinginkannya terlebih dahulu, kemudian timbang sample tanah tanah beserta ring sampelnya yang telah kering oven.
-          Mengeluarkan tanah dari dalam ring sample, kemudian menimbang ring sample.
-          Menghitung dengan rumus :
Text Box: x  100 %Kandungan air tanah :    berat basah – berat kering
                                                                Volume tanah
3.3.2 Kapasitas Lapang
-      Menentukan tempat/lokasi yang datar dan dekat dengan sumber air.
-      Membersihkan tempat tersebut dari rerumputan.
-      Membuat bedengan dengan ukuran 1 x 1 meter.
-      Setelah bedengan dibuat cukup tinggi, padatkan bedengan tersebut untuk mencegah air merembes.
-      Menyiapkan air  +  200 liter dan menumpahkan pada bedengan secara bersamaan sampai tanah tersebut jenuh air.
-                  Menutup bedengan dengan menggunakan plastik. Memastikan bahwa seluruh  bedengan tertutup rapat, kemudian menyiamkan selama 1 x 24 jam.
-      Setelah didiamkan selama 1 x  24 jam, membuka plastik yang menutupi pot kemudian menyungkil tanahnya.
-      Menimbang tanah yang telah dicungkil (nilai tersebut sebagai berat basah) kemudian mengovenkan selama 1 x 24 jam.
-      Setelah di ovenkan, menimbang tanahnya  (nilai tersebut sebagai berat kering).
-      Menghitung kadar air kapasitas lapang dengan menggunakan rumus :
       Kadar air kapasitas lapang : berat tanah basah – berat tanah kering oven
                                                                               berat tanah kering oven
-      Melakukan analisis partikel untuk mengetahui persen liat pada tanah lalu menghitung kadar air pada titik layu permanen dengan menggunakan rumus :



Kadar air TLP =
 
        `                         (0,649 + 0,3538 x % liat)
                                                          100
      -     Menghitung air tersedia dengan menggunakan rumus :
            Air Tersedia = Kadar air kapasitas lapang – kadar air TLP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 8. Penetapan Kadar Air Tanah Alfisol
Gravimetrik
Volumetrik
Kandungan Air Tanah
Kadar Air Kapasitas Lapang
Kadar Air TLP
Air Tersedia
Tanah Alfisol
42,7%
0,42%
-
-

4.2 Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa kandungan air tanah di dalam tanah Alfisol terbilang rendah. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.
            Kadar air kapasitas lapang pada tanah Alfisol sebesar 0,42% karena dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bukman and Brady (1982) yang menyatakan bahwa jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke bawah lebih cepat.
Sesudah satu hari kecepatan gerakan menurun akan terhenti sama sekali. Pada titik tersebut, pengujian tanah akan menunjukkan bahwa air telah keluar dari pori makro dan tempat ini ditempati udara.
Besarnya nilai air tersedia pada sampel tanah Alfisol adalah 1,3 yang bisa saja dipengaruhi oleh tekstur dari tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Saleh (2000) yang menyatakan bahwa tektur tanah sangat mempengaruhi banyaknya air yang tersedia. Tanah berpasir umumnya mempunyai air yang lebih kecil dibandingkan dengan tanah liat berdebu, namun dilain pihak, tanah berpasir mempunyai pori makro yang banyak, adhesifitas terhadap air lebih kecil, dan konduktivitas hidraulik yang lebih tinggi. Dengan demikian, meskipun kandungan air awal pada tanah liat berdebu lebih tinggi, namun faktor lainnya menjadi penghambat pergerakan air dibandingkan dengan tanah berpasir, sehingga pergerakan air pada tanah berpasir lebih cepat dibandingkan dengan tanah liat berdebu.
Kandungan air tanah Alfisol adalah sebesar 42,7% yang mungkin saja dipengaruhi oleh besarnya tegangan air dalam sampel tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno S. (1992) yang menyatakan bahwa  
banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.
 Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a)      Tanah Alfisol memiliki persentase kadar air yang cukup besar yaitu sebesar 0,42%.
b)      Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya kadar air dalam tanah adalah banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.

5.2 Saran
Untuk menentukan kandungan air tanah lebih mudah digunakan metode volumetric, asalkan kita memiliki sampel tanah utuh dari suatu jenis tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.
Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
Hardjowigeno.  S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.
Madjid. 2010. http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah diakses tanggal 1
                November 2010

Laporan Porositas Tanah


Laporan Porositas Tanah
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porositas perlu diketahui karena merupakan merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah. Banyaknya ukuran pori-pori tanah memegang peranan penting dalam mekanisme penyerapan air dalam tanah, sifat-sifat Porositas dapat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan organism yang di budidayakan karena didalam tanah terdapat sejumlah ruang pori yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. 
Kelancaran aerasi dan drainase tanah sangat tergantung pada pori tanah yang terdapat pada tanah tersebut. Tanah yang mempunyai tingkat Porositas yang akan mendatangkan aerasi dan drainase yan lebih lancar bila dibandingkan dengan tanah yang mempunyai porositas yang lebih rendah. Untuk menentukan tingkat porositas tersebut perlu diadakan analisa terhadap tanah tentang Bulk Density dan Particle Density. Berdasarkan kepada nilai Bulk Density dan Particle Density inilah dapat ditentukan tingkat Porositas satu tanah.
Berdasarkan uraian diatas , maka perlu diadakan percobaan tentang porositas tanah untuk mengetahui tingkat porositas dari tanah yang diambil, sebab porositas tanah mempengaruhi aerasi dan drainase tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pratikum Porositas tanah adalah untuk mengetahui nilai porositas pada tanah alfisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kemudian untuk mengetahui banyaknya persentase Porositas.
Kegunaan dari pratikum Porositas tanah adalah sebagai bahan informasi untuk pengolahan tanah lebih lanjut berdasarkan nilai Porositasnya. 

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porositas
Porositas adalah total pori tanah yang ditempati oleh air atau udara serta bagian yang tidak terisi oleh bahan padat tanah. Pori-pori tanah dibedakan menjadi pori makro, pori meso, dan pori mikro terisi oleh air, sedangkan pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara (Hanafiah, 2005).
Persentase volume ruang pori tanah secara total disebut porositas. Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati pada tempat yang terisi air sehingga jenuh kemudian tanah dikeringkan melalui oven adalah volume ruang pori untuk tanah. Pada umumnya pori-pori besar (makro) berisi udara, kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air, dan pori-pori kecil (mikro) berisi air, kecuali bila tanah sangat kering. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat (Pairunan, dkk, 1997).
Ruangan pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi sebagian besar tersusun dari pori-pori besar yang sangat efisien untuk pergerakan air dan udara. Persentase volume yang diisi oleh pori-pori kecil pada tanah berpasir adalah rendah, yang menjadi penyebab rendahnya kapasitas penahan air. Sebaliknya tanah permukaan yang bertekstur halus mempunyai ruangan pori total lebih banyak, dan relative sebagian besar tersusun dari pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas menahan air yang lebih tinggi (Foth, 1994).
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara dan air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat.
Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori-pori total (jumlah pori-pori makromikro), lebih tinggi daripada tanah pasir (Hardjowigeno, 2003).
Air tersimpan atau tertekan dalam pori karena adanya gaya kapiler. Pori-pori besar yang tidak menahan air dengan gaya kapiler disebut dengan gaya nonkapiler atau pori aerase atau gaya-gaya kapiler yang dinamakan pori kapiler atau pori mikro (Hakim, dkk, 1986).
Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa factor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan tekstur tanah. Tanah yang bertekstur granular atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/pori yang didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang bertekstur granular memiliki ruang/pori tanah yang besar yang berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga menunjang tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan tingkat pori yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman mudah kering (Pairunan,1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori makro dan pori mikro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya mepunyai porositas yang besar (Hardjowigeno, 1992).
Nilai Porositas berbanding lurus dengan besar kecilnya stuktur tanah. Tanah denga struktur kersai membuat tingkat porositas semakin tinggi, sedangkan bila struktur tanah rendah maka nilai Porositasnya juga akan menurun (Syarief, 1988). 
Penentuan Porositas tertuju pada partikel-partikel yang ada dalam lapisan tanah. Jadi porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang atau antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2.6 gr/cm3. Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi didalam kandungan bahan organic dan komposisi mineral tanah (Hardjowigeno, 2003).
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar Porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang
intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman terus- menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, 1986).
Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah susunan butiran tanah. Susunan butiran tanah menentukan jumlah dan sifat pori. Liat memiliki porositas yang tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat kecil dan dapat menahan air tetapi permaebilitas lambat. Sebaliknya pasir memiliki sedikit pori-pori, tetapi pori-porinya berukuran besar yang kurang mampu menahan air dan drainase cepat (Pairunan, 1985).

III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Porositas tanah dilaksanakan pada hari senin, 1 November 2010, di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada pukul 11.00 Wita sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada pratikum ini adalah ring sampel, desikator, gelas ukur 100 ml, pipet tetes, mistar, mortal, timbangan dan oven.
Bahan-bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah sampel tanah Ultisol dan air.
3.3 Prosedur kerja
·         Hitunglah nilai density dan Particle Density contoh tanah.
·         Hitunglah nilai Porositas dengan persamaan sebagai berikut :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil percobaan Porositas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan Porositas (%) pada sampel tanah Ultisol.
Tanah
Porositas (%)
Sampel tanah utuh

Sumber : Data Primer Setelah Pratikum Porositas Tanah, 2010
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai porositas pada sampel tanah Ultisol sebesar 86,3 % yang berarti bahwa bahan organiknya tinggi. Nilai Porositasnya tinggi disebabkan kandungan bahan organiknya tinggi. Ini berarti masih rendahnya nilai Bulk Density dan Particle Density suatu tanah, maka semakin tinggi nilai porositasnya (Pairunan, 1985).
 Faktor yang mempengaruhi ruang pori adalah tekstur tanah. Factor yang mempengaruhi ruang pori adalah perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai tanah tergantung pada keadaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah susunan butiran tanah. Susunan butiran tanah menentukan jumlah dan sifat pori. Liat memiliki porositas yang tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat kecil dan dapat menahan air tetapi permaebilitas lambat. Sebaliknya pasir memiliki sedikit pori-pori, tetapi pori-porinya berukuran besar yang kurang mampu menahan air dan drainase cepat (Foth, 1995).
Salah satu pentingnya kita melakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar Porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar Porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah. Jadi sebelum kita mengolah tanah sebaiknya diketahui terlebih dahulu nilai Porositas tanah yang akan kita olah. Tanah yang bertekstur halus mempunyai Porositas yang besar, sedangkan tanah yang bertekstur  kecil mengandung Porositas yang kecil. Disebabkan tanah yang bertekstur halus memiliki daya menahan air dan bahan organik yang besar, sehingga nilai Porositasnya juga besar, sedangkan tanah yang bertekstur kasar daya menahan air dan bahan organiknya kecil dan ini mengakibatkan nilai Porositasnya juga kecil.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
·         Bahwa sampel tanah Ultisol memiliki nilai Porositas sebesar 86,3 %.
·         Nilai Porositas akan tinggi disebabkan oleh bahan organi yang tinggi, yang berarti apabila nilai Bulk Density dan Particle Density suatu tanah masih rendah, maka semakin tinggi nilai Porositasnya.

5.2 Saran
Sebaiknya tanah yang memiliki nilai Particle Density tinggi ditambahkan dengan bahan organik agar dapat digunakan dalam usaha tani, misalnya bercocok tanam.




DAFTAR PUSTAKA
Foth, D. Hendry, 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada Universitas Press. Yokyakarta

Hanafiah, K. A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Syarief, Saifuddin., 1988. Fisika Kimia Tanah Pertanian. C.V. Pustaka Buana : Bandung.

Hardjowigeno, S, 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985.



LAMPIRAN
Perhitungan Porositas pada tanah Ultisol.
Dik :
·         Bulk Density (BD)            = 0,36 gr/cm3
·         Particle Density (PD)        = 2,63 gr/cm3
Penye :
Porositas = 1 – (  ) x 100 %
               =               
               = x 100%
            =

Laporan Bulk Density

Laporan Bulk Density


PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tanah adalah campuran butir-butir dari berbagai ukuran dan bahwa ada hubungan yang erat antara penyebaran besar butir dan sifat tanah. Para ahli menyatakan berat tanah dalam istilah kerapatan butir-butir yang menyusun tanah. Biasanya ditetapkan sebagai massa atau berat satuan solum tanah padat dan disebut kerapatan butir. Dalam sistem metrik kerapatan butir biasanya dinyatakan dengan istilah gram persentimeter kubik. Jadi, satu sentimeter kubik tanah padat beratnya 2,6 gram kerapatan butir ialah 2,6 gram persentimeter kubik.
Meskipun terdapat kisaran besar dalam kisaran kerapatan mineral tanah, gambaran untuk kebanyakan tanah mineral biasanya bervariasi antara batas yang sempit yaitu antara 2,60 sampai 2,75 gram persentimeter kubik.
Nilai berat suatu tanah digunakan secara luas. Ini diperlukan untuk konversi prosentase air dalam berat ke kandungan air volume untuk menghitung porositas jika berat jenis partikelnya diketahui dan untuk memperkirakan berat dari volume tanah yang sangat besar.Nilai berat suatu tanah berbeda-beda tergantung kondisi struktur tanahnya, terutama dikaitkan dengan pemadatan. Oleh karena itu, berat isi sering digunakan sebagai ukuran struktur tanah.
Berat jenis partikel dari suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari partikel secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume dan tidak termasuk ruang pori diantara partikel (termasuk berat air dan udara). Besarnya berat jenis partikel bahan organik umumnya berkisar antara 1,3 sampai 1,5 gram persentimeter kubik.
Berat tanah dapat diukur dengan metode silinder, clod, boring, dan radioaktif(sinar gamma). Metode silinder sangat mudah dan sederhana seta praktis untuk tanah- tanah yang tidak bersifat mengembang mengerut. Tetapi sebaliknya pada tanah yang bersifat mengembang mengerut digunakan metode clod. Sedangkan metode boring dan radioaktif biasanya digunakan secara langsung dilapangan.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan dapat menentukan besarnya berat isi dan berat jenis suatu tanah secara benar dengan menggunakan teknik penetapan berat isi tanah. Serta membuktikan bahwa banyaknya pori mempengaruhi berat tanah selain butir-butir partikel tanah.
Manfaat dari pengamatan ini agar Praktikan dapat memperkirakan berat jenis dan berat isi suatu tanah karena berat jenis dan partikel tanah penting dalam penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel tanah oleh air dan angin, serta perhitungan ruang pori dalam tanah bila berat jenis tanah sudah diketahui.Berat isi tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sering ditetapkan karena berkaitan erat dengan perhitungan penetapan sifat-sifat fisik tanah lainnya, seperti retensi air (pF), ruang pori total (RPT), coefficient of linierextensibility(COLE), dan kadar air tanah. Data sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air, pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu.(Anomin 1, 2011)

II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Bulk density
            Bulk density ( berat isi ) adalah perbandingan berat tanah kering dengan suatu volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umunya dinyatakan dalam gram/cm3.
            Besaran ini menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-perhitangan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah. ( Foth, 1987 ).
            Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi parikel-partikel tanah. Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partkel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah,dan untuk pertumbuhan akar tersebut. (Pearson et al, 1995).
            Berat jenis tanah adalah angka perbandingan antara berat butir tanah dan berat isi air suling dengan isi sama pada suhu 40oC. Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini antara lain piknometer atau botol ukur, saringan, thermometer, oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu, alat pendingin. Prosedur pengujian meliputi tahapan pengeringan benda uji dalam oven selama 24 jam dan penimbangan, selanjutnya benda uji dimasukkan kedalam piknometer lalu timbang lagi dan seterunya, ( Anonim 2, 2011 )


                                    III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu praktikum Bulk Density dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 27 Oktober 2011 pukul 03.30 – 04.30 WITA. Bertempatan laboratorium kimia tanah Universitas Hasanuddin Sulawesi Selatan.

3.2. Alat dan Bahan :
     3.2.1. Alat yana digunakan :
1        Timbangan analitik.
2         Oven.
3        Ring sampel.
  3.2.2. Bahan yang digunkan :
1.      Contoh tanah utuh, yang ditimbang dengan ring sampel
2.      Air mendidih untuk menghilang kandungan udara dalam tanah
3.      Air aquqdes untuk menghilangkan berat dan volume tanah
3.3. Prosedur kerja
1.      Contoh tanah dari pengamatan profil tanah yaitu tanah utuh yang diambil dengan ring sampel, dimasukkan ke dalam oven 2 hari sebelum praktikum.
2.      Setelah diovenkan, contoh tanah tadi dimasukkan dalam desiktor untuk didinginkan kemudian ditimbang tanah beserta ring sampelnya. Selanjutnya keluarkan tanahnya kemudian timbang ring sampelnya.
3.      Hitunglah Bulk Density dengan persamaan:
BD   =   3




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan  :
Tabel. hasil pengamatan
Berat tanah kering
   oven
Volume tanah
gr/cm3
Tinggi ring sampel
   tanah

Jari-jari
( cm )

201,6
144,85
6,1
375
3,14

Sumber : Data primer hasil praktikum 2011

4.2. Pembasan
Perbandingan berat tanah yang telah di oven selama 24 jam dengan yang tidak di oven yaitu lebih berat tanah tidak di oven. Ini dikarenakan tanah yang tidak dioven masih mengandung berat air dan udara yang terkandung didalamnya dan juga pori-pori yang terdapat pada tanah.
            Sedangkan berat tanah sudah di oven sudah tidak lagi terdapat kandungan air sehingga berat dan ukuran lebih ringan di bandingkan pada tanah yang tidak di oven. Tetapi pada tanah yang di oven masih memilih ruang poris sehingga masih harus mencampur tanah dengan air mendidih kemudian baru di ukur beratnya. Ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan udara dan ruang pori tanah. Hal ini sesuai pendapat(Darmawijaya, 1997 ).


IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Teknik pendapatan berisi tanah pada prinsipnya adalah perbandingan berat tanah kering dan volume tanah. Nilai berat isi tanah yang diperoleh menggunakan metode ring. Data berat yang berisi tanah sangat di perlukan untuk di perhitungkan analisis fisika tanah lainnya seperti penepatan COLE, ruangan pori total, dan retnsi air. Pendapatan berat isi tanah di lakukan asalkan tersediannya peralatan yang di lakukan seperti timbgan dan oven.

4.2. Saran
Dalam melakukan praktikum berat isi dan jenis tanah, praktikum harus betul-betul memahami apa itu berat isi tanah dan jenis tanah dan bagaimana cara menentukan dan perbedaan kedua berat tanah tersebut agar tidak terjadi kekeliruan dakam melakukan perhitungan berat tanah.

  
DAFTAR PUSTAKA
Anomim 1, 2011
Anomim 2, 2001
Darmawijaya, 1997. Klasifikasi Tanah. Yogjakarta : Gadja Mada
Foth, 1978. Fundamentals of Soil Science. New York
Pearson el al, 1995. Sustainable Dryland Cropping in relation to soil produksctivity : FAO


LAMPIRAN
3


Keteranag :
Volume tanah t


T                       = tinggi ring samp201,6 (cm)


r                         = jari-jari (cm)


                          = 3,14
BD


                   = 1,4 gr/cm3

Volume tanah   = 3,14 . ( 2,75 )2 . 6,1


                          = 3,14 . 7,5625 . 6,1


                          = 144,85 cm3

 342 – 122,4 =  201,6 cm