Senin, 02 April 2012

Laporan Penanaman Eksplan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim secara tiba – tiba merupakan tantangan lingkungan hidup yang paling berat dialami oleh umat manusia di muka bumi. Pola iklim mengalami perubahan akibat kenaikan suhu permukaan buni. Akibatnya, ada bagian bumi yang curah hujannya berlebihan, adapula yang berkurang. Kenaikan curah hujan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir, makin banyak erosi, serta makin banyaknya tanah longsor. Kekeringan yang panjang dan fluktuasi musim yang semakin sulit diprediksi, akan mengancam ketersediaan pangan dan air.
Berkurangnya pasokan sandang, pangan, dan papan dan kurangnya ketersediaan air merupakan masalah utama bagi kelangsungan hidup umat manusia. Oleh sebab itu, diperlukan suatu gerakan baru atau inovasi – inovasi baru dalam menghadapi masalah kekurangan tersebut. Kegiatan seperti reboisasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Selain itu, pembuatan tanaman transgenik adalah suatu inovasi baru yang dapat mengatasi masalah kepunahan atau kekurangan pangan.
Adapun cara yang dilakukan dalam mewujudkan gerakan penanaman tanaman transgenik yaitu dengan melakukan kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan salah satu cara terbaik dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Proses pelaksanaan kultur jaringan yang dapat dikatakan proses terakhir yaitu penanaman eksplan. Syarat pertama kultur jaringan juga masih digunakan pada pelaksanaan ini yaitu kondisi yang aseptic. Pada proses penanaman eksplan, lingkungan yang digunakan haruslah benar-benar dalam kondisi yang aseptic. Oleh karenanya penanaman biasanya dilakukan di Enkas, sebuah kotak dengan tepi yang transparan dan terdapat lubang untuk tangan, atau dengan menggunakan LAF (Laminar Air Flow).
Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu diadakan percobaan mengenai cara penanaman planlet pada media yang dilakukan dalam laminar air flow sebagai alat sterilisasi agar tanaman yang ditanam pada media dapat tumbuh dengan  sempurna dalam keadaan yang aseptik.

1.2.TujuandanKegunaan
Tujuan praktikum penanaman kultur jaringan adalah untuk mengetahui langkah-langkah penanaman kultur jaringan pada laminar air flow dalam keadaan steril atau aseptik.
Kegunaan dari praktikum penanaman kultur jaringan adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara penanaman planlet dalam media dalam keadaan steril dalam laminar air flow.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik penanaman kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar (Anonim,2009).
Eksplan yang telah ditanam, agar dapat tumbuh menjadi kalus dan kemudian menjadi planlet, membutuhkan pemeliharaan yang rutin dan tepat. Artinya, eksplan atau kalus yang sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam yang baru harus segera dilaksanakan, tidak boleh sampai terlambat. Pemindahan yang terlambat dapat menyebabkan pertumbuahn eksplan atau kalus dapat terhenti atau dapat mengalami brownig atau terkontaminasi oleh jamur atau bakteri.Sebelum digunakan, enkas harus diterilisasi dengan menggunakan hand sprayer berisi spirtus atau campuran formalin 10% dan alkohol 70%, dengan perbandinga 1:1. setelah disemprot kemudian dibiarkan terlebih dahulu kurang lebih 10 menit, baru kemudian boleh digunakan. Alat-alat dissecting –set dan glass ware yang akan digunakan untuk kultur jaringan, setelah dicuci dan dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas payung dan disterilisasi di dalam autoklaf dengan suhu 121 oC, tekanan 15 lb, dan lama sterilsiasi 20-30 menit.Botol-botol eksplan yang sudah berisi medium setelah ditutup dengan alumunium foil, kemudian disterilisasi. Sterilisasi medium lebih sedikit waktunya dibandingkan dengan sterilisasi alat-alat, yakni 15 menit, tetapi suhu dan tekannya sama (Hendra,2007).
Sterilisasi eksplan dilaksanakan dengan dua cara yaitu: a) Sterilisasi eksplan secara Mekanis, Cara ini digunakan untuk eksplan yang keras atau berdaging, yaitu dengan membakar eksplan tersebut di atas lampu spirtus sebanyak tiga kali.b) Sterilisasi Eksplan secara Kimiawi, sterilisasi ini gunakan untuk eksplan yang lunak. Sterilisasi ini menggunakan bahan kimia. Bahan-bahan yang digunakan untuk sterilisasi: Sodium hipoklorit, Mercuri chlorit, Alkohol 70%(Anonim,2008).
Menabur eksplan dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet dengan kondisi aseptik. Sebelum kita bekerja di dalam laminar air flow cabinet, semua perhiasan tangan harus dilepas, dan tangan dibasuh terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Eksplan yang siap ditaman dipotng dengan menggunakan scalpel di dlam cawan petri. Potongan eksplan dimasukan kedalam erlenmeyer yang berisi media tumbuh, hingga permukaan yang teriris bersentuhan dengan medium. Setelah semua pekerjaan menabur selesai, kemudian alat-alat yang sudah dipakai dibersihkan (Wetherel,2008).


BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum pengantar bioteknologi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2012 pukul 14.00 – 15.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Bioteknologi lantai 4, gedung Pusat Kegiatan  Penelitian Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penanaman kultur jaringan adalah cawan, pinset, botol kultur, laminar air flow, gunting, scalpel, dan bunsen.
Bahan yang digunakan dalam penanaman kultur adalah media, planlet, dan alkohol.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerjanya adalah :
1.      Sebelum kita bekerja di dalam laminar air flow cabinet, semua perhiasan tangan harus dilepas, dan tangan dibasuh terlebih dahulu dengan alkohol 70%.
2.      Eksplan yang siap ditaman dipotong dengan menggunakan scalpel di dalam cawan petri
3.      Potongan eksplan dimasukan kedalam botol kultur yang berisi media tumbuh, hingga permukaan yang teriris bersentuhan dengan medium.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil



 
 Penstrelisasian alat dengan alkohol          Menggunting eksplan yang akan ditanam



 
Penanaman eksplan                                 Penutupan botol dengan wrapping plastik  




   



4.2. Pembahasan
Dalam penanaman eksplan harus dilakukan di lingkungan yang aseptic. Syarat pertama kultur jaringan juga masih digunakan pada pelaksanaan ini yaitu kondisi yang aseptik. Pada proses penanaman eksplan, lingkungan yang digunakan haruslah benar-benar dalam kondisi yang aseptic. Oleh karenanya penanaman biasanya dilakukan di Enkas, sebuah kotak dengan tepi yang transparan dan terdapat lubang untuk tangan, atau dengan menggunakan LAF (Laminar Air Flow).

Dalam penanaman eksplan semua alat-alat yang digunakan harus steril untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang merupakan hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penanaman eksplan pada media. Hal ini sesuai dengan pendapat Gunawan (1988) yang menyatakan Kontaminasi yang terjadi pada kultur jaringan merupakan momok yang cukup mengganggu proses kultur jaringan. Namun kontaminasi juga dapat dicegah dengan perlakuan-perlakuan yang aseptic. Stelah dua acara praktikum diatas dilakukan sterilisasi terhadap peralatan kultur dan media kultur, tanaman atau eksplan yang akan ditanam juga harus dalam keadaan steril dan sehat artinya eksplan tidak terserang penyakit ataupun terkena serangan mikroba.
Selain peralatan yang digunakan yang perlu disterilisasi maka ruangan yang digunkan juga harus dalam keadaan aseptik. Hal ini sesuai pendapat Rahardja (1995) yang menyatakan, keberadaan kontaminan yang berasal dari spora maupun mikroba lainnya sangat sulit dihindari termasuk juga di dalam ruang kultur. Untuk itu sterilisasi ruangan juga perlu dilakukan tentunya dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang aseptic dan menghilangkan mikroba maupun spora penyebab kontaminan.



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari  hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
·         Pada proses penanaman, tahap pertama adalah persiapan alatdan sterilisasi alat dan bahan serta ruangan. Selain itu diperlukan ketelitian yang tinggi untuk menjaga agar tidak terjadi kekeliruan.
·         Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman yakni sterilnya alat dan bahan yang digunakan, pemakaian safety clothes seperti sarung tangan, masker, dan baju laboratorium dan teknik yang digunakan dalam proses penanaman.
5.2 Saran
Sisa-sisa media agar kultur yang menempel pada akar, sebaiknya dicuci lebih dulu,untuk mengurangi terjadinya pertumbuhan mikroorganisme dalam media pot,selama periode-periode awal dari kondisi steril dalam rumah kaca.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Proses Atau Skematis Kultur Jaringan.
http://id.answers.yahoo.com.htm. Diakses pada tanggal 27 Maret
2012.

Anonim. 2009. Teknik Kultur Jaringan http://www.bbpp-lembang.info.htm.
Diakses pada tanggal 27 Maret  2012.

Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan. http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
Pada tanggal 22 Desember 2011 Rahardja, P.E. 1988. Kultur Jaringan
Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern.Panebar Swadaya.

Wetherel, D.F. 2008. Propagasi Tanaman Secara In Vitro. Avery
Publishing Group Inc. New Jersey. Jakarta