BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terjadinya
pemanasan global dan perubahan iklim secara tiba – tiba merupakan tantangan lingkungan
hidup yang paling berat dialami oleh umat manusia di muka bumi. Pola iklim mengalami
perubahan akibat kenaikan suhu permukaan buni. Akibatnya, ada bagian bumi yang
curah hujannya berlebihan, adapula yang berkurang. Kenaikan curah hujan akan meningkatkan
frekuensi dan intensitas banjir, makin banyak erosi, serta makin banyaknya tanah
longsor. Kekeringan yang panjang dan fluktuasi musim yang semakin sulit diprediksi,
akan mengancam ketersediaan pangan dan air.
Berkurangnya
pasokan sandang, pangan, dan papan dan kurangnya ketersediaan air merupakan
masalah utama bagi kelangsungan hidup umat manusia. Oleh sebab itu, diperlukan
suatu gerakan baru atau inovasi – inovasi baru dalam menghadapi masalah
kekurangan tersebut. Kegiatan seperti reboisasi merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan. Selain itu, pembuatan tanaman transgenik adalah suatu inovasi
baru yang dapat mengatasi masalah kepunahan atau kekurangan pangan.
Adapun cara yang
dilakukan dalam mewujudkan gerakan penanaman tanaman transgenik yaitu dengan
melakukan kultur jaringan. Kultur
jaringan merupakan salah satu cara terbaik dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Proses
pelaksanaan kultur jaringan yang dapat dikatakan proses terakhir yaitu
penanaman eksplan. Syarat pertama kultur jaringan juga masih digunakan pada
pelaksanaan ini yaitu kondisi yang aseptic. Pada proses penanaman eksplan,
lingkungan yang digunakan haruslah benar-benar dalam kondisi yang aseptic. Oleh
karenanya penanaman biasanya dilakukan di Enkas, sebuah kotak dengan tepi yang
transparan dan terdapat lubang untuk tangan, atau dengan menggunakan LAF
(Laminar Air Flow).
Berdasarkan uraian
sebelumnya maka perlu diadakan percobaan mengenai cara penanaman planlet pada
media yang dilakukan dalam laminar air flow sebagai alat sterilisasi agar
tanaman yang ditanam pada media dapat tumbuh dengan sempurna dalam keadaan yang aseptik.
1.2.TujuandanKegunaan
Tujuan praktikum penanaman kultur jaringan
adalah untuk mengetahui langkah-langkah penanaman kultur jaringan pada laminar
air flow dalam keadaan steril atau aseptik.
Kegunaan dari praktikum penanaman kultur
jaringan adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara penanaman planlet
dalam media dalam keadaan steril dalam laminar air flow.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik
penanaman kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan
jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan
dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril.
dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami
proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk
dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman
kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan
ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus
yang dapat menjadi planlet dalam jumlah
yang besar (Anonim,2009).
Eksplan yang telah ditanam, agar dapat tumbuh
menjadi kalus dan kemudian menjadi planlet, membutuhkan
pemeliharaan yang rutin dan tepat. Artinya, eksplan atau kalus
yang sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam yang baru harus
segera dilaksanakan, tidak boleh sampai terlambat. Pemindahan yang terlambat
dapat menyebabkan pertumbuahn eksplan atau kalus dapat terhenti
atau dapat mengalami brownig atau terkontaminasi oleh jamur atau
bakteri.Sebelum digunakan, enkas harus diterilisasi dengan menggunakan hand
sprayer berisi spirtus atau campuran formalin 10% dan alkohol 70%, dengan
perbandinga 1:1. setelah disemprot kemudian dibiarkan terlebih dahulu kurang
lebih 10 menit, baru kemudian boleh digunakan. Alat-alat dissecting –set dan
glass ware yang akan digunakan untuk kultur jaringan, setelah dicuci dan
dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas payung dan disterilisasi di dalam
autoklaf dengan suhu 121 oC, tekanan 15 lb, dan lama sterilsiasi
20-30 menit.Botol-botol eksplan yang sudah berisi medium setelah ditutup dengan
alumunium foil, kemudian disterilisasi. Sterilisasi medium lebih sedikit
waktunya dibandingkan dengan sterilisasi alat-alat, yakni 15 menit, tetapi suhu
dan tekannya sama (Hendra,2007).
Sterilisasi eksplan dilaksanakan dengan dua cara yaitu: a)
Sterilisasi eksplan secara Mekanis, Cara ini digunakan untuk eksplan
yang keras atau berdaging, yaitu dengan membakar eksplan tersebut di atas lampu
spirtus sebanyak tiga kali.b) Sterilisasi Eksplan secara Kimiawi, sterilisasi
ini gunakan untuk eksplan yang lunak. Sterilisasi ini menggunakan bahan
kimia. Bahan-bahan yang digunakan untuk sterilisasi: Sodium hipoklorit, Mercuri
chlorit, Alkohol 70%(Anonim,2008).
Menabur eksplan dilakukan di dalam
Laminar Air Flow Cabinet dengan kondisi aseptik. Sebelum kita bekerja di dalam
laminar air flow cabinet, semua perhiasan tangan harus dilepas, dan tangan
dibasuh terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Eksplan yang siap ditaman
dipotng dengan menggunakan scalpel di dlam cawan petri. Potongan eksplan
dimasukan kedalam erlenmeyer yang berisi media tumbuh, hingga permukaan yang teriris
bersentuhan dengan medium. Setelah semua pekerjaan menabur selesai, kemudian
alat-alat yang sudah dipakai dibersihkan (Wetherel,2008).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum pengantar bioteknologi
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2012 pukul 14.00 – 15.00 WITA
sampai selesai, bertempat di Laboratorium Bioteknologi lantai 4, gedung Pusat
Kegiatan Penelitian Universitas
Hasanuddin Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penanaman
kultur jaringan adalah cawan, pinset, botol kultur, laminar air flow, gunting,
scalpel, dan bunsen.
Bahan yang digunakan dalam penanaman
kultur adalah media, planlet, dan alkohol.
3.3 Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerjanya adalah
:
1. Sebelum kita bekerja di dalam
laminar air flow cabinet, semua perhiasan tangan harus dilepas, dan tangan dibasuh
terlebih dahulu dengan alkohol 70%.
2. Eksplan yang siap ditaman dipotong dengan menggunakan scalpel
di dalam cawan
petri
3. Potongan eksplan dimasukan
kedalam botol kultur yang berisi media tumbuh, hingga permukaan yang teriris
bersentuhan dengan medium.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Penstrelisasian alat dengan alkohol Menggunting eksplan yang
akan ditanam
Penanaman eksplan Penutupan botol dengan
wrapping plastik
|
4.2. Pembahasan
Dalam penanaman eksplan harus dilakukan di lingkungan yang
aseptic. Syarat pertama kultur jaringan juga masih digunakan pada pelaksanaan
ini yaitu kondisi yang aseptik. Pada proses penanaman eksplan, lingkungan yang
digunakan haruslah benar-benar dalam kondisi yang aseptic. Oleh karenanya
penanaman biasanya dilakukan di Enkas, sebuah kotak dengan tepi yang transparan
dan terdapat lubang untuk tangan, atau dengan menggunakan LAF (Laminar Air
Flow).
Dalam penanaman eksplan semua alat-alat yang digunakan harus
steril untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang merupakan hal yang dapat
menyebabkan kegagalan dalam penanaman eksplan pada media. Hal ini sesuai dengan
pendapat Gunawan (1988) yang menyatakan Kontaminasi yang terjadi pada kultur
jaringan merupakan momok yang cukup mengganggu proses kultur jaringan. Namun
kontaminasi juga dapat dicegah dengan perlakuan-perlakuan yang aseptic. Stelah
dua acara praktikum diatas dilakukan sterilisasi terhadap peralatan kultur dan
media kultur, tanaman atau eksplan yang akan ditanam juga harus dalam keadaan
steril dan sehat artinya eksplan tidak terserang penyakit ataupun terkena
serangan mikroba.
Selain peralatan yang digunakan yang perlu disterilisasi
maka ruangan yang digunkan juga harus dalam keadaan aseptik. Hal ini sesuai
pendapat Rahardja (1995) yang menyatakan, keberadaan kontaminan yang berasal
dari spora maupun mikroba lainnya sangat sulit dihindari termasuk juga di dalam
ruang kultur. Untuk itu sterilisasi ruangan juga perlu dilakukan tentunya
dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang aseptic dan menghilangkan
mikroba maupun spora penyebab kontaminan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
·
Pada proses penanaman, tahap
pertama adalah persiapan alatdan sterilisasi alat dan bahan serta ruangan.
Selain itu diperlukan ketelitian yang tinggi untuk menjaga agar tidak terjadi
kekeliruan.
·
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penanaman yakni sterilnya alat dan bahan yang digunakan, pemakaian safety
clothes seperti sarung tangan, masker, dan baju laboratorium dan teknik yang
digunakan dalam proses penanaman.
5.2 Saran
Sisa-sisa media
agar kultur yang menempel pada akar, sebaiknya dicuci lebih dulu,untuk mengurangi terjadinya
pertumbuhan mikroorganisme dalam media pot,selama periode-periode awal dari
kondisi steril dalam rumah kaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Proses Atau Skematis Kultur Jaringan.
http://id.answers.yahoo.com.htm.
Diakses pada tanggal 27 Maret
2012.
Diakses
pada tanggal 27 Maret 2012.
Hendra, T. 2007. Kultur Jaringan.
http://lelos66.blog.friendster.com.htm. Diakses
Pada tanggal
22 Desember 2011 Rahardja, P.E. 1988. Kultur Jaringan
Teknik
Perbanyakan Tanaman Secara Modern.Panebar
Swadaya.
Wetherel, D.F. 2008. Propagasi
Tanaman Secara In Vitro. Avery