Minggu, 20 November 2011

"LAPORAN TEKSTUR TANAH"


"LAPORAN TEKSTUR TANAH"
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama kita.Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu,darimana asalnya dan bagaimana sifatnya.Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting.Bila tanah disalahgunakan, tanaman menjadi kurang produktif.  Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya, akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Lal, 1979).
       Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung(Buckmandan  Brady, 1992)
        Tanah terdiri dari butiran-butiran yang berbedabaik dalam ukuran maupun bentuk.Besarnya partikel tanah relatif sangat kecil, yang biasanya diistilahkan dengan tekstur. Tekstur menunujukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.Lebih khusus lagi, tekstur ditentukan oleh perbandingan antara kandungan pasir, debu, dan liat yang terdapat dalam tanah. Dalam pengukuran tekstur tanah, kerikil dan partikel yang lebih besar tidak diperhitungkan karena materi ini tidak mengambil peranan penting dalam penentuan tekstur tanah.
        Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).
       Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisa tekstur di laboratorium yang disebut analisa mekanik tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer, dan pipet.  Metode yang digunakan dalam praktek ini adalah metode hydrometer.
       Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah.
       Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan kandungan bahan organik.  Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda.  Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi tekstur tanah.
       Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan tentang tekstur tanah.

1.2    Tujuan dan kegunaan
Tujuan praktikum tekstur tanah adalah untuk mengetahui dan menentukan kelas tekstur pada tanah Alfisol dantanahInceptisollapisan I dan II dan III
      Kegunaan praktikum tekstur tanah adalah sebagai bahan informasi dalam menentukan tanaman budidaya pada daerah itu atau tanaman apa yang cocok pada jenis tekstur tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekstur tanah
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat (Hanafiah, 2008).
       Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).
       Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung(Buckmandan  Brady, 1992)
Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas tekstur menurut USDA.Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran, plastisitas, keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah geogtrafis (A.K. Pairunan, dkk, 1985).
       Tekstur tanah dapat menentukan ssifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah. Partikel-partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat lainnya.  Analisis laboratorium yang mengisahkan hara tanah disebut analisa mekanis.  Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan ayakan 2 mm.  Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang.  Metode ini merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya.  Tekstur tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan (Hakim, 1986).
       Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas seperti yang tertera pada diagram segitiga tekstur tanah USDA yang meliputi pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat (Lal, 1979).
       Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hardjowigeno, 1995).
Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).

2.2 Karakteristik tekstur tanah

Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah (Lal, 1979).
       Karakteristik tekstur tanah terdiri atas fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat. Suatu tanah disebut bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir, bertekstur debu apabila berkadar minimal 80% debu dan bertekstur liat apabila berkadar minimal 40% liat (Hanafiah, 2008).
       Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah dapat digolongkan menjadi tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau pasir berlempung (Nyakpa, 1989). 
        Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (Nyakpa, 1989).
        Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung terdiri dari tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berpasir halus. Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu atau debu. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat, lempung liat berpasir atau lempung liat berdebu (Hakim, 1986).
         Dalam penetapan tekstur tanah ada tiga jenis metode yang biasa digunakan yaitu metode feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk), metode pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau disebut dengan metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995).
         Tanah bertekstur kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket sera tidak bisa membentuk gulungan atau lempengan continue sebaliknya jika partikel tanah terasa halus lengket dan dapat dibuat gulungan maka berarti tanah bertekstur liat. Tanah bertekstur debu akan mempunyai partikel-partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket serta gulungan yang terbentuk rapuh dan mudah hancur. Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikel yang mempunyai jenis ketiganya secara proporsional, apabila yang terasa lebih dominan adalah sifat pasir maka berarti tanah bertekstur lempung berpasir dan seterusnya (Buckmandan  Brady, 1992).



2.3 Hubungan tekstur dengan pertumbuhan tanah

Pemahaman tanaman sebagai media tumbuh tanaman pertama kali dikemukakan oleh Dr.H.L.Jones dari Cornell University Inggris (Darmawijaya,1990), yang mengkaji hubungan tanah pada tanaman tingkat tinggi untuk mendapatkan produksi pertanian yang seekonomis mungkin. Kajian tanah dari aspek ini disebut edaphologi (edaphos=bahan tanah subur), namun pada realitasnya kedua defenisi selalu terintegrasi.
          Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefenisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi dan unsur-unsur esensial sedangkan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpatisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat adiktif bagi tanaman (Hanafiah, 2008).
          Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah yang didominasi debu akan mempunyai pori-pori meso (sedang), sedangkan didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan tanah (Hakim, 1986).
          Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah dan sebaliknya, makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi. Oleh karena itu, maka tanah yang baik dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik ketimbang tanah bertekstur debu (Nyakpa, 1989).
           Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir (Hardjowigeno, 1993).
          Pada tanah-tanah di daerah tropika nisbah debu liat merupakan kriteria penting dalam mengevaluasi fenomena seperti migrasi liat, taraf pelapukan fisik, dan umur bahan induk tanah serta klasifikasi tanah (Lal, 1979).

III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum analisis tekstur  tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.  Pada hari Kamis20Oktober 2011. Pukul 15.30 WITA sampai selesai.

3.2 Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah hidrometer, cawan petris, selinder sedimentasi, 1000 ml saringan, termometer, timbangan, botol selei.
Bahan yang digunakan pada praktikum analisis tekstur tanah ini adalah sampel tanah, air, larutan calgon dan aquades.

3.3  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum analisis tekstur tanah adalah sebagai berikut :
1.      Menimbang 20 gram tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2mm.
2.      Memasukkan tanah ke dalam erlenmeyer atau botol tekstur dan ditambahkan 10 mL larutan Calgon 0,05 % dan aquadest secukupnya.
3.      Mengocok tanah dengan mesin pengocok selama kurang lebih 10 menit.
4.      Menuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 1000 mL yang di atasnya dipasang saringan dengan diameter lubang 0,05 mm dan dibersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5.      Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk semua suspensi yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).
6.      Pasir yang tertinggal dipindahkan ke dalam cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan ke dalam oven bersuhu 105°C selama 2 x 24 jam, selanjutnya masukkan dalam desikator dan timbang hingga berat pasir diketahui (catat sebagai C gram)
7.      Mencukupkan larutan suspensi dalam tabung sedimentasi dengan aquadest hingga 1000 mL.
8.      angkat silinder sedimentasi, sumbat bolak-balik dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180° sebanyak 20 x atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok ke dalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9.      Masukkan hidrometer kedalam suspensi dengan sangat hati-hati agar suspensi tidak banyak terganggu.
10.  Setelah beberapa detik, membaca dan mencatat (H1) pada hidrometer beserta suhunya (t1), dengan hati-hati hidrometer dikeluarkan dari suspensi.
11.  Setelah menjelang 8 jam, hidrometer dimasukkan kembali untuk pembacaan H2 dan t2.
12.  Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan rumus :
      Berat debu dan liat     :     
      Berat liat                     :     
      Berat debu                  :       berat (debu + liat) -berat liat………(a + b)
13.  Menghitung persentase pasir , debu dan liat dengan persamaan :
      % pasir               :           
% debu               :
% liat                  : 



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel I :  Hasil Analisis Ukuran Partikel (Tekstur) tanahpada Lapisan I dan II dan III

Lapisan
Persentase Fraksi (%)
Kelas Tekstur
Pasir
Debu
Liat
Lapisan I
47,12 %
20,46%
32,42%
Lempung liat berpasir
Lapisan II
55,15%
14,43%
30,42%
Liat
Lapisan III
32,83%
45,13%
22,04%
Lempung
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011.

5.1. Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada tekstur tanah bahwa pada lapisan I diperoleh % pasir sebesar 47,12%, % debu sebesar 20,46% dan persen liat sebesar 32,42%.  Sedangkan pada lapisan II diperoleh % pasir sebesar 55,15%, % debu sebesar 14,43%, dan % liat sebesar 30,42%.  Hal ini menunjukkan tekstur pada lapisan I bertekstur lempung liat berpasir, lapisan II bertekstur liat sedangkan lapisan III bertekstur lempung.
Lapisan I memiliki persentase fraksi liat lebih besar daripada persentase fraksi debu dan pasir, karena lapisan ini komposisi tanahnya masih berasal dari serasah (sisa-sisa tanaman) dan mengandung banyak bahan organik.  Hal ini sesuai pendapat Hanafiah(2005), yang menyatakan bahwa pada lapisan atas tingkat kesuburan tanah basanya mengacu pada ketersediaan hara.
Lapisan II juga memiliki persentase fraksi liat lebih besar daripada persentase fraksi debu dan pasir, karena liat memiliki permukaan luas dan bermuatan listrik yang memberi kemampuan untuk mengikat unsur hara dan air pada tanaman untuk pertumbuhan tanaman.  Hal ini sesuai pendapat Foth(1988), yang menyatakan bahwa kapasitas berbeda untuk menahan air dan unsur hara melawan tarikan gravitasi yang merupakan ciri utama liat.
Lapisan I yang bertekstur liat bersifat sangat lekat dan membentuk sangat baik.  Tanah yang mengandung liat mempunyai permukaan yang sangat halus, yang mampu menyimpan air, akan tetapi peredaran udara dan aerasi tanah tidak baik yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya pori pada tanah itu.  Penambahan bahan organik membantu mengatasi masalah kelebihan air tanah berliat.  Bahan organik membantu mengikat butiran liat membentuk ikatan lebih besar sehingga memperbesar ruang-ruang udara diantaranya ikatan butiran.  Hal ini sesuai dengan pendapat Foth(1988), bahwa selain daya simpan air, hara tertentu dapat digunakan , dismipan  pada permukaan partikel tanah liat.  Oleh karena itu, tanayh liat bertindak sebagai reservoir penyimpanan air dan hara.
          
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum tekstur tanah ini, maka dapat kami simpulkan bahwa tanah pada lapisan I memiliki persentase pasir sebesar 47,12 %, debu 20,46 %, dan liat sebesar 32,42 % sehinnga termasuk dalam tekstur lempung liat berpasir. Tanah pada lapisan II memiliki persentase pasir 55,15%, debu 14,43%, dan liat sebesar 32,42%, sehingga termasuk dalam tekstur liat. sedangkan tanah pada lapisan III memiliki presentase pasir 32,82 3%, debu 45,13 %, dan liat 22,04 % sehingga termasuk dalam tekstur lempung.

5.2.  Saran
Untuk memilih lahan pertanian, perlu diperhatikan masalah tekstur tanah, hal ini disebabkan karena tekstur tanah dapat mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperlukan untuk tumbuhan serta kemampuannya menyimpan air dan aerasi.

VI.  DAFTAR PUSTAKA



Buckman, H.O. dan N.C. Brandy, 1982.  Ilmu Tanah.  Brata Karya Aksara, Jakarta.

Foth, H.D., 1984.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah..  Edisi VI.  Erlangga, Jakarta.

Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.Ghani, Nugroho, M.R.Soul, M.A.Diha,  G.B.Hong, N.H.Balley., 1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah, Ali Kemas.  2005.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hadjowigwno, S., 1987.  Ilmu Tanah.  Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.



LAMPIRAN

Lapisan I
Dik : H1 = 15   H2 = 8  t1 = 30°C              t2 = 28oC                 c = 7,6gram
Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan :
                              H1 + 0,3 (t1 – 19,8)
Berat Debu Liat = -----------------------  – 0,5 ............................. (a)
                                           2
                              15 + 0,3 ( 30 – 19,8)
 = -----------------------  – 0,5  = 8,53 gr  .............(a)
                                           2
                              H2 + 0,3 (t2 – 19,8)
Berat Liat          = -----------------------  – 0,5 ..............................(b)
                                           2
                             8 + 0,3 ( 28 – 19,8)
 = -----------------------  – 0,5 = 4,73 gr   .............(b)
                                           2
Berat Debu = Berat (Debu + Liat) – Berat Liat
                              = (a) – (b)
                              = 8,53 – 4,53
                              = 3,8 gram
Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :
                         c
% Pasir    =  -------- X 100 %                               
                                 a + c
                          7,6
   =  -------------- X 100 % = 47,11 %                               
                                8,53 + 7,6
                      a – b
% Debu   =  -------- X 100 %                               
                                 a + c
                     8,53 – 4,73
                           =  --------------- X 100 % = 23,6 %                               
                                 8,53 + 7,6
                        b
% Liat     =  -------- X 100 %                               
                                 a + c
                           4,73
   =  --------------- X 100 % = 29,32 %
                                 8,53 + 7,6

Lapisan II
Dik : H1 = 8     H2 = 4  t1 = 29°C              t2 = 28,5oC              c = 6,0gram
Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan :
                              H1 + 0,3 (t1 – 19,8)
Berat Debu Liat = -----------------------  – 0,5 ............................. (a)
                                           2
                              8 + 0,3 (29 – 19,8)
 = -----------------------  – 0,5  = 4,88 gr ..........(a)
                                           2
                              H2 + 0,3 (t2 – 19,8)
Berat Liat          = -----------------------  – 0,5 ..............................(b)
                                           2
4+ 0,3 (28,5 – 19,8)
 = -----------------------  – 0,5 = 2,805 gr    ..............(b)
                                           2
Berat Debu = Berat (Debu + Liat) – Berat Liat
                              = (a) – (b)
                                = 4,88 – 2,805
                                = 2,075 gram




Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :
                         c
% Pasir    =  -------- X 100 %                               
                                 a + c
                         6,0
     =  ------------ X 100 % = 55,14 %                                
                                4,88 + 6,0
                      a – b
% Debu   =  -------- X 100 %                               
                                 a + c
                     4,88 – 2,805
                           =  --------------- X 100 % = 19,07 %                              
                                 4,88 + 6,0
                        b
% Liat     =  -------- X 100 %                               
                                 a + c
                         2,805
     =  -------------- X 100 % = 25,78 %
4,88 + 6,0

LAPISAN III
Dik : H1 = 10   H2 = 1  t1 = 28°C              t2 = 29oC                 c = 2,8gram
Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan :
                              H1 + 0,3 (t1 – 19,8)
Berat Debu Liat = -----------------------  – 0,5 ............................. (a)
                                           2
                              10 + 0,3 (28 – 19,8)
 = -----------------------  – 0,5  = 5,73 gr ..........(a)
                                           2


                              H2 + 0,3 (t2 – 19,8)
Berat Liat          = -----------------------  – 0,5 ..............................(b)
                                           2
1+ 0,3 (29 – 19,8)
 = -----------------------  – 0,5 = 1,38 gr    ..............(b)
                                           2
Berat Debu = Berat (Debu + Liat) – Berat Liat
                              = (a) – (b)
                              = 5,73 – 1,38
                              = 4,35 gram
·        Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :
                         c
% Pasir    =  -------- X 100 %                               
                                 a + c

                         2,8
   =  ------------ X 100 % = 32,82 %                               
                               5,73 + 2,8
                      a – b
% Debu   =  -------- X 100 %                               
                                 a + c
                     5,73 – 1,38
                           =  --------------- X 100 % = 50,99 %                               
                                 5,73 + 2,8
                       b
% Liat     =  -------- X 100 %                               
                               a + c
                         1,38
     =  -------------- X 100 % = 16,17 %
                                 5,73 + 2,8