Sabtu, 03 Maret 2012

Laporan Porositas Tanah


Laporan Porositas Tanah
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porositas perlu diketahui karena merupakan merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah. Banyaknya ukuran pori-pori tanah memegang peranan penting dalam mekanisme penyerapan air dalam tanah, sifat-sifat Porositas dapat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan organism yang di budidayakan karena didalam tanah terdapat sejumlah ruang pori yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. 
Kelancaran aerasi dan drainase tanah sangat tergantung pada pori tanah yang terdapat pada tanah tersebut. Tanah yang mempunyai tingkat Porositas yang akan mendatangkan aerasi dan drainase yan lebih lancar bila dibandingkan dengan tanah yang mempunyai porositas yang lebih rendah. Untuk menentukan tingkat porositas tersebut perlu diadakan analisa terhadap tanah tentang Bulk Density dan Particle Density. Berdasarkan kepada nilai Bulk Density dan Particle Density inilah dapat ditentukan tingkat Porositas satu tanah.
Berdasarkan uraian diatas , maka perlu diadakan percobaan tentang porositas tanah untuk mengetahui tingkat porositas dari tanah yang diambil, sebab porositas tanah mempengaruhi aerasi dan drainase tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pratikum Porositas tanah adalah untuk mengetahui nilai porositas pada tanah alfisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kemudian untuk mengetahui banyaknya persentase Porositas.
Kegunaan dari pratikum Porositas tanah adalah sebagai bahan informasi untuk pengolahan tanah lebih lanjut berdasarkan nilai Porositasnya. 

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porositas
Porositas adalah total pori tanah yang ditempati oleh air atau udara serta bagian yang tidak terisi oleh bahan padat tanah. Pori-pori tanah dibedakan menjadi pori makro, pori meso, dan pori mikro terisi oleh air, sedangkan pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara (Hanafiah, 2005).
Persentase volume ruang pori tanah secara total disebut porositas. Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati pada tempat yang terisi air sehingga jenuh kemudian tanah dikeringkan melalui oven adalah volume ruang pori untuk tanah. Pada umumnya pori-pori besar (makro) berisi udara, kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air, dan pori-pori kecil (mikro) berisi air, kecuali bila tanah sangat kering. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat (Pairunan, dkk, 1997).
Ruangan pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi sebagian besar tersusun dari pori-pori besar yang sangat efisien untuk pergerakan air dan udara. Persentase volume yang diisi oleh pori-pori kecil pada tanah berpasir adalah rendah, yang menjadi penyebab rendahnya kapasitas penahan air. Sebaliknya tanah permukaan yang bertekstur halus mempunyai ruangan pori total lebih banyak, dan relative sebagian besar tersusun dari pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas menahan air yang lebih tinggi (Foth, 1994).
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara dan air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat.
Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori-pori total (jumlah pori-pori makromikro), lebih tinggi daripada tanah pasir (Hardjowigeno, 2003).
Air tersimpan atau tertekan dalam pori karena adanya gaya kapiler. Pori-pori besar yang tidak menahan air dengan gaya kapiler disebut dengan gaya nonkapiler atau pori aerase atau gaya-gaya kapiler yang dinamakan pori kapiler atau pori mikro (Hakim, dkk, 1986).
Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa factor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan tekstur tanah. Tanah yang bertekstur granular atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/pori yang didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang bertekstur granular memiliki ruang/pori tanah yang besar yang berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga menunjang tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan tingkat pori yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman mudah kering (Pairunan,1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori makro dan pori mikro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya mepunyai porositas yang besar (Hardjowigeno, 1992).
Nilai Porositas berbanding lurus dengan besar kecilnya stuktur tanah. Tanah denga struktur kersai membuat tingkat porositas semakin tinggi, sedangkan bila struktur tanah rendah maka nilai Porositasnya juga akan menurun (Syarief, 1988). 
Penentuan Porositas tertuju pada partikel-partikel yang ada dalam lapisan tanah. Jadi porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang atau antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2.6 gr/cm3. Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi didalam kandungan bahan organic dan komposisi mineral tanah (Hardjowigeno, 2003).
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar Porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang
intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman terus- menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, 1986).
Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah susunan butiran tanah. Susunan butiran tanah menentukan jumlah dan sifat pori. Liat memiliki porositas yang tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat kecil dan dapat menahan air tetapi permaebilitas lambat. Sebaliknya pasir memiliki sedikit pori-pori, tetapi pori-porinya berukuran besar yang kurang mampu menahan air dan drainase cepat (Pairunan, 1985).

III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Porositas tanah dilaksanakan pada hari senin, 1 November 2010, di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada pukul 11.00 Wita sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada pratikum ini adalah ring sampel, desikator, gelas ukur 100 ml, pipet tetes, mistar, mortal, timbangan dan oven.
Bahan-bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah sampel tanah Ultisol dan air.
3.3 Prosedur kerja
·         Hitunglah nilai density dan Particle Density contoh tanah.
·         Hitunglah nilai Porositas dengan persamaan sebagai berikut :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil percobaan Porositas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan Porositas (%) pada sampel tanah Ultisol.
Tanah
Porositas (%)
Sampel tanah utuh

Sumber : Data Primer Setelah Pratikum Porositas Tanah, 2010
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai porositas pada sampel tanah Ultisol sebesar 86,3 % yang berarti bahwa bahan organiknya tinggi. Nilai Porositasnya tinggi disebabkan kandungan bahan organiknya tinggi. Ini berarti masih rendahnya nilai Bulk Density dan Particle Density suatu tanah, maka semakin tinggi nilai porositasnya (Pairunan, 1985).
 Faktor yang mempengaruhi ruang pori adalah tekstur tanah. Factor yang mempengaruhi ruang pori adalah perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai tanah tergantung pada keadaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah susunan butiran tanah. Susunan butiran tanah menentukan jumlah dan sifat pori. Liat memiliki porositas yang tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat kecil dan dapat menahan air tetapi permaebilitas lambat. Sebaliknya pasir memiliki sedikit pori-pori, tetapi pori-porinya berukuran besar yang kurang mampu menahan air dan drainase cepat (Foth, 1995).
Salah satu pentingnya kita melakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar Porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar Porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah. Jadi sebelum kita mengolah tanah sebaiknya diketahui terlebih dahulu nilai Porositas tanah yang akan kita olah. Tanah yang bertekstur halus mempunyai Porositas yang besar, sedangkan tanah yang bertekstur  kecil mengandung Porositas yang kecil. Disebabkan tanah yang bertekstur halus memiliki daya menahan air dan bahan organik yang besar, sehingga nilai Porositasnya juga besar, sedangkan tanah yang bertekstur kasar daya menahan air dan bahan organiknya kecil dan ini mengakibatkan nilai Porositasnya juga kecil.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
·         Bahwa sampel tanah Ultisol memiliki nilai Porositas sebesar 86,3 %.
·         Nilai Porositas akan tinggi disebabkan oleh bahan organi yang tinggi, yang berarti apabila nilai Bulk Density dan Particle Density suatu tanah masih rendah, maka semakin tinggi nilai Porositasnya.

5.2 Saran
Sebaiknya tanah yang memiliki nilai Particle Density tinggi ditambahkan dengan bahan organik agar dapat digunakan dalam usaha tani, misalnya bercocok tanam.




DAFTAR PUSTAKA
Foth, D. Hendry, 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada Universitas Press. Yokyakarta

Hanafiah, K. A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Syarief, Saifuddin., 1988. Fisika Kimia Tanah Pertanian. C.V. Pustaka Buana : Bandung.

Hardjowigeno, S, 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985.



LAMPIRAN
Perhitungan Porositas pada tanah Ultisol.
Dik :
·         Bulk Density (BD)            = 0,36 gr/cm3
·         Particle Density (PD)        = 2,63 gr/cm3
Penye :
Porositas = 1 – (  ) x 100 %
               =               
               = x 100%
            =

0 komentar:

Posting Komentar